Ustad "Ghostbuster" Picu Kemarahan Cendekiawan Muslim

Share
KUALA LUMPUR (MIN PLUS) – Menggambarkan para khotib keagamaan sebagai para pengusir hantu (ghostbuster) dengan menggunakan ayat-ayat dari kitab suci Al-Qur'an di dalam film-film horor yang sedang dibuat di Malaysia telah membuat kesal para cendekiawan Islam. Para khotib tersebut, disebut "Ustad" ditunjukkan menenangkan para roh-roh hantu di banyak film horor yang dibuat secara lokal dan populer dengan para pencinta film.
Para cendekiawan dan khotib tersebut telah meminta para sutradara film dan para penulis naskah untuk mengkonsultasikan pada para pakar keagamaan "untuk melindungi para penonton Muslim", kantor berita New Strait Times memberitakan pada Senin (10/1) waktu setempat.

"Sebuah peranan ustad telah menjadi klise di dalam film-film lokal sehingga mereka ditunjukkan sebagai seseorang yang menangkal roh-roh dan hantu, sementara tugas utama mereka adalah untuk membimbing komunitas tersebut menuju jalan yang benar," dosen Universitas Putra Malaysia (UPM) dosen pusat Islam, Mohammed Azhahari Yusuf mengatakan.
"Seorang ustad seharusnya dilihat sebagai seorang khotib yang mendorong Muslim untuk melakukan hal yang baik di dunia," ia mengatakan, mengkuti proliferasi film-film horor lokal yang berkisar seperti hantu dan roh-roh orang yang meninggal.
Ia mengatakan bahwa kesalahpahaman terjadi karena sebagian besar sutradara film atau penulis naskah film-film horor lokal tidak memiliki pengetahuan mendalam tentang kerja misionaris Islam dan tidak mengenal bagaimana memasukkan elemen semacam itu di dalam film mereka.
"Jika para sutradara atau penulis mengerti pekerjaan seorang khotib Islami, mereka dapat menyusupkan elemen semacam itu pada peranan ustad sehingga generasi yang lebih muda mengerti peranan mereka di dalam komunitas."
Ia mengatakan bahwa peranan ustad adalah untuk mempelajari dan memahami ajaran-ajaran keagamaan dan menyampaikannya kepada yang lainnya agar komunitas tersebut hidup dengan ajaran-ajaran tersebut.
Seorang khotib independen Islam, Daud Che Ngah mengatakan bahwa merupakan hal yang tidak layak untuk memberikan film-fim horor kepada Muslim ketika hal ini secara negatif mempengaruhi kepercayaan mereka dan ibadah mereka.
Elemen horor dan kekerasan menyebabkan publik, terutama anak-anak merasa takut hantu dan roh-roh yang digambarkan di dalam film-film tersebut dari pada takut kepada Tuhan, dan hal ini tidak seharusnya terjadi karena hal ini akan memperlemah pikiran Muslim," Ngah mengatakan.
Ngah mengatakan bahwa menggambarkan sebuah peranan ustad hanya sebagai seorang pembasmi hantu yang menggunakan ayat-ayat Al-Qur'an untuk mengatasi roh-roh jahat adalah sebuah penghinaan kepada agama tersebut.
"Menurut pendapat saya, para produser film-film horror berbohong pada publik dengan menyarankan bahwa para hantu dan jin memiliki kekuatan, padahal Al-Qur'an mengajarkan kita untuk tidak takut kepada mereka."
Malaysia yang multi-ras adalah sebuah negara Islam dengan sebuah mayortias populasi yang menganut Islam. http://min-plus.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment