Isa Al-Masih 2

Share
(lanjutan Isa Al-Masih 1)
Dan pada tahun 538 SM roda nasib kaum Yahudi berputar, Babilonia ditaklukkan oleh kerajaan Persi, dan Cyrus alias Koresi (550 - 530 SM) mengizinkan orang-orang Yahudi pulang ke Yudea untuk membangun kembali Bait Allah dan kota Yerusalem serta mengembalikan harta kekayaan yang dirampas oleh Nebukadnezar.

Bekas tawanan Yahudi yang pulang kembali ke Yudea berjumlah 42.360 jiwa. Disamping membawa budak dan wanita sebanyak 7.337 jiwa. Didalamnya termasuk 200 laki-laki dan gadi penyanyi. Kafilah besar itu membawa 736 ekor kuda, 245 ekor bagal, 435 ekor unta dan 6.720 ekor keledai (Kitab Ezra 2:64-69)

Sayangnya bangsa Yahudi tidak lama menikmati kekuasaan otonom dari pihak Persi yang raja-rajanya kala itu menganut agama Zarahustra, sebab Persi ditaklukkan oleh Alexander (337-323 SM) dari Makedonia pada tahun 322 SM yang menjadi raja Yunani tahun 323 SM dan berkelanjutan terus dibawah kekuasaan Yunani sampai tahun 168 SM dimana pecah pemberontakan total bangsa Yahudi dibawah pimpinan Makkabe bersaudara.

Pada masa itu terbentuklah kerajaan Yahudi kembali dibawah dinasti Makkabe (168 - 63 SM), namun tidak berusia lama, karena pada tahun 63 SM, wilayah Palestina, Syiria dan Asia kecil ditaklukkan oleh Imperium Romawi.

Sejak dibawah kekuasaan Imperium Romawi itulah sejarah bangsa Yahudi di Palestina diliputi kekacauan dan pemberontakan, disebabkan beban pajak yang teramat berat beserta penghinaan-penghinaan terhadap agama bangsa Yahudi yang dibawa oleh Nabi Musa as.

Disebabkan penindasan bangsa penakluk selama berabad-abad dan silih berganti, maka mereka menyimpan dendam yang selalu membara dihatinya. Namun dalam kondisi yang sehitam-hitamnya, diantara mereka ada golongan yang mengharapkan datangnya seorang Musa baru beserta pendampingnya (seperti Harun), yang akan menghantam bangsa penjajah dan menghidupkan kembali ajaran-ajaran Allah. Dan Musa baru inilah yang disebut sebagai Mesiah atau al-Masih.

Impian dan keyakinan bangsa Yahudi dari hari kehari dalam menantikan seorang al-Masih baru terus berkembang dan mereka siap mengelu-elukan kedatangan Musa baru yang mampu membebaskan bangsa Yahudi dari cengkraman Imperium Romawi, dan mengembalikan kemegahan serta kejayaan nenek moyang mereka dimasa lalu, terutama dimasa-masa pemerintahan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman.

Sebagian besar harapan dan keyakinan akan datangnya al-Masih untuk mengembalikan kemegahan Daud telah menyebabkan mereka berpendapat bahwa sang Mesias itu haruslah juga dari bibit dan benih Nabi Daud itu sendiri yang memiliki aliran darah pejuang dan bangsawan besar.

Nabi Daud dan Nabi Sulaiman telah terbukti mampu mengungguli seluruh kerajaan dunia dalam hal kekuatan dan kekayaannya; ketika seluruh kerajaan dunia takluk dan tunduk dibawah pemerintahan keduanya; ketika seluruh bangsa bertekuk lutut dibawah telapak kaki bangsa Yahudi.

Namun bangsa Yahudi tidak pernah tahu bahwa sebelum Nabi Sulaiman wafat, dimasa awal pemerintahannya, beliau sudah bermunajat kepada Allah agar dilimpahkan kerajaan yang tidak akan pernah terulang lagi pada masa kapanpun itu, baik oleh orang-orang Yahudi maupun bukan.

Ia berkata:"Ya Tuhanku ! berilah perlindungan kepadaku dan karuniailah untukku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapapun sesudahku, karena Engkau sungguh Yang Maha pemberi".
(QS. 38:35)

Impian kaum Yahudi bahwa al-Masih yang berupa perwujudan dari Musa yang akan mengantarkan bangsa Yahudi kembali menjadi bangsa besar dan pilihan itu tampaknya memang tidak akan pernah terwujudkan dalam sejarah peradaban dunia.

Kisah kelahiran 'Isa al-Masih secara ajaib telah menaruh satu prasangka tersendiri dalam kalangan umat Yahudi, mereka mencoba menghubung-hubungkan silsilah Maryam maupun Yusuf Arimatea (bapak angkat 'Isa al-Masih menurut versi Bible) kedalam garis keturunan Nabi Daud.

Karena ulah kaum Yahudi tersebut, maka kacaulah sudah nasab 'Isa al-Masih.

Hal ini bisa kita lihat adanya konfrontasi antara Riwayat Lukas dengan Riwayat Matius didalam menjabarkan silsilah sang Mesias, dimana Matius 1:6-16 telah menghubungkan 'Isa al-Masih dalam 26 generasi dari Nabi Daud dan mencuplik Ya'kub sebagai ayah dari Yusuf Arimatea serta menyilangkan nasabnya kepada Nabi Sulaiman, maka Lukas lebih frontal lagi, dalam pasal 3:23-31 dia telah menghubungkan 'Isa al-Masih dalam 41 generasi sebelum Daud dengan mencuplik Eli sebagai ayah dari Yusuf Arimatea dan mengambil silsilah dari Natan, saudara Nabi Sulaiman.

Tentu saja hal ini telah menghancurkan sejarah suci sang Mesias itu sendiri, sebab bagaimanapun juga, 'Isa al-Masih, bukan anak kandung yang terlahir dari darah dan daging Yusuf Arimatea bersama Maryam, sebab sebelum keduanya menjadi suami istri, Maryam sudah hamil karena kuasa Allah.

Kisah penyaliban yang kontroversial pun telah membuat satu perdebatan yang seru, baik didalam kalangan Kristen maupun didalam kalangan Islam sendiri. Banyak yang mencoba memberikan pentafsiran atas kejadian yang berlaku pada waktu itu yang dilandasi dengan dalil-dalil yang menurut mereka cukup akurat dan memperkuat statement mereka tersebut.

Sebagian ada yang mengemukakan teori masih hidupnya 'Isa dilangit yang kita coba refleksikan dengan pengetahuan modern terkini, yaitu dengan jalan menjadikan 'Isa al-Masih dan ibunya sebagai manusia yang telah dipindahkan oleh Allah dari bumi kita ini menuju keplanet bumi Allah lainnya diluar angkasa.

Sebagaimana halnya dengan kehidupan yang berlaku dimuka bumi kita ini, tentunya kehidupan dibumi-bumi Allah yang lain itupun akan serupa dengan yang kita jumpai disini. Masalah usianya yang panjang mungkin masih bisa direlevansikan dengan kisah para Ashabul Kahfi yang hidup selama 350 tahun ? atau juga tentang usia dari Nabi Nuh yang 950 tahun.

Memang terlalu dini untuk kita menyalahkan konsep-konsep dari teori masih hidupnya putera Maryam bersama ibunya disalah satu planet bumi yang lain diangkasa raya sana, karena baik itu al-Qur'an atau juga ilmu pengetahuan masih bisa menerima konsep tersebut dengan baik (anda bisa membaca pendapat saya mengenai hal ini secara panjang lebar langsung pada website saya di www.geocities.com/armansyah_skom pada artikel studi kritis Islam tulisan dibawah tahun 2003).

Diluar itu, adanya pemandangan sebagian umat Islam yang lainnya bahwa Nabi 'Isa telah wafat dan dikuburkan dibumi ini sebelum periode kenabian Muhammad Saw tiba 600 tahun sesudahnya pun tidak bertentangan dengan satupun ayat al-Qur'an maupun penemuan-penemuan modern yang mengindikasikan mengenai keberadaan kuburan Isa al-Masih seperti yang terdapat di India.

Kontroversi hidup matinya Isa al-Masih tidak disebutkan oleh al-Qur'an secara jelas, adapun tulisan-tulisan sejumlah pihak yang menggunakan ayat-ayat al-Qur'an seolah al-Masih masih hidup sampai sekarang ataupun Isa al-Masih sudah wafat tidak lebih dari pemahaman masing-masing saja.

Hadis-hadis yang bercerita mengenai turunnya al-Masih secara phisik tidak luput dari hal-hal yang berbau mitos, irrasional dan saling berlawanan satu sama lainnya sehingga tidak heran jika Imam Ahmad sebagaimana dikutip oleh A. Hassan dalam buku tanya jawabnya mengatakan kalau tidak ada satupun hadis yang bercerita tentang kejadian-kejadian yang akan datang bisa diterima otentisitasnya.

Saya setuju itu, berat dugaan saya bahwa hadis-hadis tersebut lebih banyak terpengaruh ataupun mungkin direkayasa oleh orang-orang Yahudi dan Kristen atau bisa saja hasil penafsiran para muallaf Islam yang sebelumnya kafir terhadap kisah Isa al-Masih, dan saya tidak perduli apakah hadis itu riwayat Bukhari atau Muslim atau siapapun karena memang saya bukan orang yang bertaklid buta terhadap para perawi hadis. Kasus yang sama bisa dilihat dari keberadaan Injil Barnabas yang terbukti hanyalah hasil rekayasa seorang Kristen yang masuk Islam dan mencoba mematahkan argumentasi Ketuhanan Yesus dengan cara membuat tandingan dari 4 kitab Injil. 

No comments:

Post a Comment